Tuesday 22 March 2016

Tahap dan Tehnik Pengenalan Menggambar Kepada Anak



Ada banyak tahapan dan teknik dalam mengenalkan ‘menggambar’ kepada anak-anak, dan cara penyampaiannya bergantung pada pelaku/pendidiknya. Berikut ini adalah tahapan dan teknik yang sekarang saya terapkan setelah beberapa waktu menggeluti bidang ini;



Tahapan:
1.       Mengenalkan bentuk primer atau bidang dasar (segitiga, segiempat dan lingkaran)
Sebagai pengenalan awal, macam-macam bidang dasar merupakan hal yang penting untuk mengajak anak-anak masuk ke dalam konsep dasar bentuk, yang nantinya akan mereka bawa sebagai bekal untuk melakukan identifikasi dan observasi beragam bentuk yang ada di lingkungan sekitar mereka. Ini tentunya dimulai dari pengenalan penyebutan bentuk dasar yaitu segitiga, segiempat dan lingkaran, sehingga anak mampu membedakan secara spesifik ciri/karakter bidang-bidang dasar tersebut.


2.       Mengenalkan warna primer dan sekunder
Seperti halnya bidang dasar, warna primer dan sekunder sangat penting dikenalkan untuk pemahaman konsep warna kepada anak. Secara teoritis penjelasan tentang warna primer dan sekunder digambarkan dengan sebuah diagram warna, namun untuk anak-anak konsep ini akan lebih mudah dipahami melalui praktek langsung pewarnaan dengan menggunakan media yang mudah mereka terima, seperti cat atau pensil aquarel.


3.       Kombinasi antara bidang dasar dan bentuk kompleks
Praktek menggambar tentu saja tidak melulu menggambar bidang dasar. Seiring berjalannya proses praktek, bidang-bidang dan bentuk-bentuk nonprimer juga digunakan, baik itu sebagai bentuk tambahan/pelengkap atau kombinasi keduanya.


4.       Mengenalkan ragam warna dan turunannya
Dalam hal pengenalan warna, dengan praktek akan semakin banyak warna yang akan dimunculkan. Tidak hanya warna primer dan sekunder, warna tersier atau warna turunan lain juga akan digunakan sesuai kebutuhan praktek yang dilakukan. Dan ini biasanya terjadi di dalam pertemuan yang sama dengan pengenalan warna primer, karena sebelumnya anak sudah mengenal warna.


5.       Mengenalkan berbagai teknik dan cara menggambar
Ada banyak teknik menggambar, baik teknik yang dimunculkan dari tahapan menggambar, teknik yang dikaitkan dengan alat dan media yang digunakan, maupun tehnik yang disesuaikan dengan kemampuan. Untuk awal memang sebaiknya lebih mengutamakan ‘keasyikan’ menggambar. Tanpa teknik yang rumit dan melelahkan anak-anak sudah bisa berkarya dengan gembira. Selanjutnya melangkah ke jenjang berikutnya yaitu dengan menambah ragam cara menggambar dan ragam alat yang bisa digunakan (faktor kesulitan menyesuaikan), yang lebih menitikberatkan pada ‘keseruan’ menggambar, dengan eksplorasi yang bisa jadi tanpa batas.

Catatan: pilihan media atau alat menggambar bisa fleksibel, tidak terbatas. Ini termasuk media kering seperti pensil, pensil warna, crayon, dll, atau media basah seperti cat air, cat poster, cat minyak dll, atau bisa juga gabungan beberapa media (mixed media). Anak dapat bereksplorasi dengan media apapun. Begitu juga dengan tehnik penyampaiannya, yang bisa sangat luwes dan sebaiknya disesuaikan dengan potensi dan ketertarikan anak.  

Teknik:
1.       Menghubungkan titik-titik atau menebalkan garis
Teknik ini menggunakan garis putus-putus atau titik-titik untuk membentuk sebuah pola atau bidang yang kita kenalkan, yang lebih mudah untuk diikuti anak hanya dengan menghubungkan garis putus-putus atau titik-titik tersebut.


2.       Menggambar bertahap mulai dari bentuk dasar hingga bentuk kompleks.
Ini dilakukan dengan memberikan panduan secara bertahap, dari media yang masih kosong hingga karya jadi. Anak-anak dipandu untuk mengikuti setiap langkah dan tahapan yang dicontohkan. Tehnik ini sebenarnya untuk mengenalkan proses menggambar dengan mengaplikasikan bentuk dan bidang dasar yang sudah dikenalkan, agar anak tidak terjebak untuk langsung melihat ke hasil jadi atau contoh jadinya. Anak akan melihat bahwa, sebenarnya dengan langkah-langkah sederhana bisa menghasilkan gambar atau karya yang bagus.
3.       Asosiasi bentuk (huruf/angka/simbol) untuk menggambar sebuah objek
Bagi anak yang sudah dapat menulis atau mengenal angka, tehnik ini bisa jadi variasi penyampaian. Misalnya kita menggunakan angka 2 untuk menggambar seekor angsa atau masih banyak lagi huruf, angka atau simbol lain yang bisa kita gunakan untuk menggambar.


4.       Menggambar dengan bercerita
Anak-anak identik dengan cerita dongeng. Anak-anak pada umumnya senang ketika diajak untuk mengimajinasikan sebuah suasana, adegan atau peristiwa yang bercerita, dan itu adalah entry point yang bisa digunakan untuk mengajak anak lebih menggemari menggambar, atau sebaliknya dengan menggambar kita bisa bercerita.
5.       Mencontoh objek (bisa berbentuk objek langsung atau gambar)
Terkadang kita perlu menghadirkan secara langsung objek yang akan digambar. Selain bisa melakukan pengamatan secara lebih terperinci, anak akan bisa lebih dekat dengan objek yang kita jadikan model. Bahkan jika itu berupa barang atau benda, anak akan bisa secara langsung berinteraksi dengan modelnya dan lebih mengenal ciri sifat yang mereka gambar.
6.       Menggambar dengan tema
Tema adalah satu hal yang kadang-kadang dilupakan karena fokusnya lebih pada teknikalitas menggambar. Padahal tema yang relevan dengan tema yang ada di sekolah (jika kondisi di sekolah) akan sangat membantu anak untuk lebih masuk kepada objek yang digambar. Sebagai contoh, jika setiap minggu sekolah memberlakukan tema tertentu, maka akan lebih mudah ditangkap oleh anak apabila obyek yang dipilih sebagai model untuk menggambar sesuai dengan tema tersebut. Atau tema yang bisa kita tentukan diawal sebelum proses belajar menggambar dimulai.
7.       Menggambar bebas
Menggambar bebas bisa diartikan 2 hal, yaitu bebas yang benar-benar bebas atau dibebaskan secara keseluruhan dan bebas yang terbatas atau masih dibatasi dengan tema atau cerita yang disepakati. Pada dasarnya teknik ini memberikan ruang ekspresi yang lebih luas kepada anak untuk berimajinasi dan berkreasi dengan caranya sendiri, tanpa banyak intervensi dari luar dirinya. Dari sini diharapkan anak lebih kreatif dan ekspresif.
8.       Refreshing class
Kegiatan belajar di sekolah formal pada umumnya lebih banyak dilakukan di dalam ruang kelas. Untuk menghindari kebosanan, kadang-kadang perlu adanya refreshing (penyegaran) untuk ke luar dari rutinitas dengan cara melakukan kegiatan di luar ruang kelas, yang dapat dilakukan tetap di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Ini akan membantu anak ke luar dari ‘kepenatan rutinitas’. Kegiatan bermain dapat dimunculkan dan tentu itu akan lebih menarik untuk anak-anak. Selain itu objek gambar juga dapat diambil dari tempat tersebut. Akan tetapi, refreshing sebenarnya tetap dapat dilakukan di dalam kelas dengan cara menciptakan suasana baru, misalnya dengan mengubah tata ruangnya atau menghiasi ruang kelas dengan menggambar bersama di tembok kelas atau di media kertas/kain yang besar sehingga anak-anak bisa menggambar bersama di satu media.

Catatan: beberapa teknik bisa digabungkan atau dikombinasikan, tergantung tingkat perkembangan anak dan kebutuhan (kondisional), karena dibutuhkan kedinamisan dalam penyampaian materi agar lebih menarik dan komunikatif. Hal yang juga tidak kalah penting adalah tetap memasukkan pesan-pesan yang membangun dan positif, bukan hanya menitik-beratkan hasil gambar secara tehnikalitas saja.





No comments: