Ada banyak tahapan dan teknik dalam mengenalkan ‘menggambar’ kepada anak-anak, dan cara penyampaiannya bergantung pada pelaku/pendidiknya. Berikut ini adalah tahapan dan teknik yang sekarang saya terapkan setelah beberapa waktu menggeluti bidang ini;
Tahapan:
1. Mengenalkan
bentuk primer atau bidang dasar (segitiga, segiempat dan lingkaran)
Sebagai
pengenalan awal, macam-macam bidang dasar merupakan hal yang penting untuk
mengajak anak-anak masuk ke dalam konsep dasar bentuk, yang nantinya akan
mereka bawa sebagai bekal untuk melakukan identifikasi dan observasi beragam
bentuk yang ada di lingkungan sekitar mereka. Ini tentunya dimulai dari
pengenalan penyebutan bentuk dasar yaitu segitiga, segiempat dan lingkaran, sehingga
anak mampu membedakan secara spesifik ciri/karakter bidang-bidang dasar
tersebut.
2. Mengenalkan
warna primer dan sekunder
Seperti halnya
bidang dasar, warna primer dan sekunder sangat penting dikenalkan untuk pemahaman
konsep warna kepada anak. Secara teoritis penjelasan tentang warna primer dan
sekunder digambarkan dengan sebuah diagram warna, namun untuk anak-anak konsep
ini akan lebih mudah dipahami melalui praktek langsung pewarnaan dengan menggunakan
media yang mudah mereka terima, seperti cat atau pensil aquarel.
3. Kombinasi
antara bidang dasar dan bentuk kompleks
Praktek
menggambar tentu saja tidak melulu menggambar bidang dasar. Seiring berjalannya
proses praktek, bidang-bidang dan bentuk-bentuk nonprimer juga digunakan, baik
itu sebagai bentuk tambahan/pelengkap atau kombinasi keduanya.
4. Mengenalkan
ragam warna dan turunannya
Dalam hal pengenalan
warna, dengan praktek akan semakin banyak warna yang akan dimunculkan. Tidak
hanya warna primer dan sekunder, warna tersier atau warna turunan lain juga
akan digunakan sesuai kebutuhan praktek yang dilakukan. Dan ini biasanya
terjadi di dalam pertemuan yang sama dengan pengenalan warna primer, karena sebelumnya
anak sudah mengenal warna.
5. Mengenalkan
berbagai teknik dan cara menggambar
Ada banyak teknik menggambar,
baik teknik yang dimunculkan dari tahapan menggambar, teknik yang dikaitkan
dengan alat dan media yang digunakan, maupun tehnik yang disesuaikan dengan
kemampuan. Untuk awal memang sebaiknya lebih mengutamakan ‘keasyikan’ menggambar. Tanpa
teknik yang rumit dan melelahkan anak-anak sudah bisa berkarya dengan gembira.
Selanjutnya melangkah ke jenjang berikutnya yaitu dengan menambah ragam cara
menggambar dan ragam alat yang bisa digunakan (faktor kesulitan menyesuaikan),
yang lebih menitikberatkan pada ‘keseruan’ menggambar, dengan
eksplorasi yang bisa jadi tanpa batas.
Catatan: pilihan media atau alat
menggambar bisa fleksibel, tidak terbatas. Ini termasuk media kering seperti
pensil, pensil warna, crayon, dll, atau media basah seperti cat air, cat
poster, cat minyak dll, atau bisa juga gabungan beberapa media (mixed media). Anak
dapat bereksplorasi dengan media apapun. Begitu juga dengan tehnik
penyampaiannya, yang bisa sangat luwes dan sebaiknya disesuaikan dengan potensi
dan ketertarikan anak.
Teknik:
1. Menghubungkan
titik-titik atau menebalkan garis
Teknik ini menggunakan
garis putus-putus atau titik-titik untuk membentuk sebuah pola atau bidang yang
kita kenalkan, yang lebih mudah untuk diikuti anak hanya dengan menghubungkan garis
putus-putus atau titik-titik tersebut.
2. Menggambar
bertahap mulai dari bentuk dasar hingga bentuk kompleks.
Ini dilakukan dengan
memberikan panduan secara bertahap, dari media yang masih kosong hingga karya
jadi. Anak-anak dipandu untuk mengikuti setiap langkah dan tahapan yang
dicontohkan. Tehnik ini sebenarnya untuk mengenalkan proses menggambar dengan
mengaplikasikan bentuk dan bidang dasar yang sudah dikenalkan, agar anak tidak
terjebak untuk langsung melihat ke hasil jadi atau contoh jadinya. Anak akan
melihat bahwa, sebenarnya dengan langkah-langkah sederhana bisa menghasilkan
gambar atau karya yang bagus.
3. Asosiasi
bentuk (huruf/angka/simbol) untuk menggambar sebuah objek
Bagi anak yang
sudah dapat menulis atau mengenal angka, tehnik ini bisa jadi variasi
penyampaian. Misalnya kita menggunakan angka 2 untuk menggambar seekor angsa
atau masih banyak lagi huruf, angka atau simbol lain yang bisa kita gunakan
untuk menggambar.
4. Menggambar
dengan bercerita
Anak-anak
identik dengan cerita dongeng. Anak-anak pada umumnya senang ketika diajak
untuk mengimajinasikan sebuah suasana, adegan atau peristiwa yang bercerita,
dan itu adalah entry point yang bisa
digunakan untuk mengajak anak lebih menggemari menggambar, atau sebaliknya
dengan menggambar kita bisa bercerita.
5. Mencontoh
objek (bisa berbentuk objek langsung atau gambar)
Terkadang kita
perlu menghadirkan secara langsung objek yang akan digambar. Selain bisa
melakukan pengamatan secara lebih terperinci, anak akan bisa lebih dekat dengan
objek yang kita jadikan model. Bahkan jika itu berupa barang atau benda, anak
akan bisa secara langsung berinteraksi dengan modelnya dan lebih mengenal ciri sifat
yang mereka gambar.
6. Menggambar
dengan tema
Tema adalah satu
hal yang kadang-kadang dilupakan karena fokusnya lebih pada teknikalitas
menggambar. Padahal tema yang relevan dengan tema yang ada di sekolah (jika kondisi
di sekolah) akan sangat membantu anak untuk lebih masuk kepada objek yang
digambar. Sebagai contoh, jika setiap minggu sekolah memberlakukan tema tertentu,
maka akan lebih mudah ditangkap oleh anak apabila obyek yang dipilih sebagai
model untuk menggambar sesuai dengan tema tersebut. Atau tema yang bisa kita
tentukan diawal sebelum proses belajar menggambar dimulai.
7. Menggambar
bebas
Menggambar bebas
bisa diartikan 2 hal, yaitu bebas yang benar-benar bebas atau dibebaskan secara
keseluruhan dan bebas yang terbatas atau masih dibatasi dengan tema atau cerita
yang disepakati. Pada dasarnya teknik ini memberikan ruang ekspresi yang lebih luas
kepada anak untuk berimajinasi dan berkreasi dengan caranya sendiri, tanpa
banyak intervensi dari luar dirinya. Dari sini diharapkan anak lebih kreatif
dan ekspresif.
8. Refreshing
class
Kegiatan belajar
di sekolah formal pada umumnya lebih banyak dilakukan di dalam ruang kelas.
Untuk menghindari kebosanan, kadang-kadang perlu adanya refreshing (penyegaran) untuk ke luar dari rutinitas dengan cara
melakukan kegiatan di luar ruang kelas, yang dapat dilakukan tetap di lingkungan
sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Ini akan membantu anak ke luar dari
‘kepenatan rutinitas’. Kegiatan bermain dapat dimunculkan dan tentu itu akan
lebih menarik untuk anak-anak. Selain itu objek gambar juga dapat diambil dari
tempat tersebut. Akan tetapi, refreshing
sebenarnya tetap dapat dilakukan di dalam kelas dengan cara menciptakan suasana
baru, misalnya dengan mengubah tata ruangnya atau menghiasi ruang kelas dengan
menggambar bersama di tembok kelas atau di media kertas/kain yang besar sehingga
anak-anak bisa menggambar bersama di satu media.
Catatan: beberapa teknik bisa
digabungkan atau dikombinasikan, tergantung tingkat perkembangan anak dan
kebutuhan (kondisional), karena dibutuhkan kedinamisan dalam penyampaian materi
agar lebih menarik dan komunikatif. Hal yang juga tidak kalah penting adalah
tetap memasukkan pesan-pesan yang membangun dan positif, bukan hanya
menitik-beratkan hasil gambar secara tehnikalitas saja.
No comments:
Post a Comment